0 Cerpen Cinta Sedih: DISA


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Cerpen Cinta Sedih: DISA
oleh: Menning

Pagi yang bisu, temaram lampu kamar tak bisa menghangatkan dinginnya waktu. Di luar sepi, hanya denting suara jam dinding terdengar sayup, pukul 01.00 WIB. Selarut itu DISA sama sekali tak bisa memejamkan mata, angan-angannya melayang-layang, DISA bukan wanita gaul atau wanita dengan gaya hidup modern.

Masa remaja DISA yang berat tinggal di rumah geribik bambu, lantai tanah, belum ada listrik, belum ada air bersih apalagi fasilitas yang menurutnya mewah seperti tv tak pernah ada. Hingga dia harus kehilangan ayahnya saat masih kelas 3 SMA. DISA anak kedua dari lima bersaudara harus rela mengubur impiannya untuk melanjutkan kuliah, karena tak ada biaya. Jangankan untuk kuliah untuk makan saja sangat sulit.

Masa remajanya yang berat ternyata tak selesai begitu saja, sampai dalam kehidupannya berumahtangga. DISA menikah dengan lelaki pecandu obat, lelaki temperamental, semua kesedihan sudah dialaminya, bahkan saat DISA hamil tua suaminya sering memukulnya sampai menyiramnya dengan minyak tanah dan ingin membakarnya, sungguh tragis.. menyakitkan. Bulir-bulir hangat membasahi pipi DISA, tanpa ia sadari pasti ia menangis bila terkenang semuanya.

Pagi ini hmmm... angannya melambung menembus langit-langit kamar ke dunia maya, ya dunia maya.. Di sanalah dia bertemu dengan banyak laki-laki, sampai terjadi komunikasi intens dengan ALEX, laki-laki dari LOME TOGO ini bisa membuat hidup DISA berwarna. DISA yang apa adanya dan lugu menceritakan semua kisah sedihnya, begitu percayanya dia menganggap ALEX juga menceritakan hal yang jujur seperti dirinya.

DISA yang malang menganggap bahwa ALEX benar-benar mencintainya seperti apa yang disampaikan ALEX, ooh DISA mengapa kau begitu percaya, sampai membuat hatimu menyanyanginya. ALEX, laki-laki romantis itu telah membuat DISA rela memberikan no hpnya padahal sebelumnya DISA sama sekali tak ingin bertukar no hp dengan teman chatnya. ALEX berkali-kali mengajaknya bertemu tapi DISA menolak, dari komunikasi tiap hari banyak harapan dan keinginan ALEX sampaikan, dari ucapan cinta keinginan ketemu sampai keinginan menikah dengan DISA.

Berkali kali ALEX meyakinkan agar DISA menggugat cerai suaminya tapi DISA tak pernah melakukan satupun yang diinginkan ALEX. Jangankan untuk bercerai, bertemu saja DISA benar-benar telah menolaknya. Sakiit sebenarnya hati DISA melawan antara keinginan dan kebenaran, terbersit keinginan untuk bertemu ALEX. Laki-laki itu bahkan menawarkan biaya bila memang DISA mau bertemu ALEX tapi DISA tak pernah mau. Dua tahun komunikasi itu terjalin, tak ada kemajuan hanya chat, sms dan telepon. ALEX mulai bosan, mulai menghindar dan menjauhi DISA, sampai akhirnya benar-benar hilang dan tak ada komunikasi lagi, bahkan walau hanya sekedar menyapa.

Cinta yang semu itulah menurut DISA kenapa ALEX tak pernah mengertinya kalau memang mencintainya harusnya ALEX selalu ada untuknya. Cinta kan tidak harus memiliki apalagi status DISA yang masih seorang istri dan seorang ibu. Ya, walau sakit DISA menyadari ini yang terbaik untuknya....

Kini bertahun-tahun setelah kejadian itu, ALEX masih tersimpan di hatinya, tak akan hilang kenangan indah itu sampai kapanpun, apakah ALEX merasakan hal yang sama entahlah... yang pasti DISA merasa Allah sayang padanya sampai detik ini, DISA tetap menjadi wanita yang setia dengan segala kekurangan suaminya.

September 2011

sumber

0 Cerpen Kembalikan Lagi Senyumku


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Kembalikan Lagi Senyumku
Oleh: Dwi Murti Agustina

Mendung masih menggulung sinar matahari pagi ini, udara begitu sejuk. Rasanya enggan untuk cepat-cepat beranjak dari tempat peraduanku. Cuaca hari ini seperti menggambarkan perasaanku hari ini, ada gurat kesedihan yang menggelayuti hatiku saat ini. Ya Tuhan kembalikanlah senyum ku yang manis seperti dulu. Kurasa kini aku tertahan, menahan luka yang amat dalam.

Cerpen Kembalikan Lagi senyumku
“Tok..tok..tok. Titak bangun udah siang”, suara ibu yang selalu membangunkanku untuk segera bersiap-siap ke sekolah. “Iya ibu, Titak bangun”, jawabku sambil mengucek-ngucek mataku. Aku pun lekas membereskan tempat tidurku, padahal aku masih ingin bermimpi tentang dia. Dia adalah pangeran yang dulu selalu menemaniku. Dia adalah Pradipta Raditya, dulu dia adalah kekasihku. Tetapi itu hanya dulu, sekarang hanya menjadi harapan kosong untukku kembali kepadanya lagi.
Beberapa hari yang lalu...

“Ting tong”, bunyi bel rumahku. “Iya sebentar” jawabku yang memang hanya ada aku di rumah. “Assalamualaikum”, suara pemuda yang tak asing lagi ditelingaku. “Waalaikimsalam”, menjawab salam dan membukakan pintu. Ternyata itu adalah pangeranku yang basah kuyup. “Loh nda, kok ujan-ujan kesini? Kenapa enggak kasih kabar dulu? Masuk nda masuk” tanyaku kawatir dan mempersilahkan pangeranku masuk rumah. Aku memang lebih sering memanggilnya dengan panggilan “NDA”. “Iya sayang tadi habis kerumah temen yang didekat sini, biasa sayang kejutan. Hehehe” jawab pangeranku sambil menggigil kedinginan.

Aku segera mengambilkan handuk dan membikinkan teh hangat. “Nda ini handuknya dan ini teh hangatnya diminum ya” perintahku. “Iya sayang makasih ya, you are my everything” kata-kata mesra Adip yang berusaha menetralkan kekawatiran. Aku dan Adip memang masih 3bulan berpacaran. Aku sangat menyayanginya begitu juga Adip. Aku berusaha mempertahankan hubungan kita ini sampai kapan pun. 16 April 2011 kita memutuskan untuk berkomitmen mengganti status lajang kita menjadi berpacaran, hihi. Setelah ibuku datang Adip berpamitan pulang, hujan pun juga sudah mulai redah.
Orang tuaku juga sudah megenal Adip, begitu juga orang tua Adip. Bahkan orang tua kita juga sudah saling mengenal. Memang Adip dan aku dulu adalah teman satu TK, jadi orang tua kita sudah saling mengenal satu sama lain.

“ter...ter...ter”, suara getar Hpku yang kuletakkan di atas meja belajarku. “PR <3”, itulah yang tertulis di layar Hpku. Dengan cepat ku membuka isi sms dari pangeran tersayangku.

From : PR <3
Sayang, aku sudah sampek di rumah, aku mau istirhat dulu boleh ya? Badanku panas, mukin karena kehujanan tadi. Sayang jangan lupa makan, jangan tidur malam-malam. Belajar ya. You are my EVERYTHING. I LOVE U titakku :*.

To : PR <3
Iya nda, nda buruan istirahat gi, besok kalo’ masih sakit enggag usah jemput aku ya. Kalok gag kuat bangun enggag usah masuk sekolah dulu ya. Iya nda, ini juga lagi makan, enggag tidur malem-malem kok nda. Belajarnya besk pagi aja, waktu sekolah :D haha. I LOVE YOU too Pradipta Raditya :*.

Aku pun membiarkan pangeranku untuk beristirahat, karena mukin dia kecapekan dan tadi juga sempat kehujanan. “Yah, sudah jam 22.00. Kok Adip enggag bangun-bangun ya?”, gumamku sambil melihat jam dinding yang terus berputar. Sebelum tidur aku takkan melupakan buku diary ku.
“Hari ini Adip datang kerumahku tanpa memberi tauku sebelumnya, sebetulnya aku senang dia datang kemari. Tapi sebenarnya aku jengkel karena dia nekat hujan-hujanan buat datang kerumah. Karna memang dia tau aku sendirian dirumah, dan akhirnya dia juga sakitkan. Malam ini tanpa smsnya, tapi aku harus percaya. Walaupun masih 3bulan umur status kami, tapi aku tidak mau menyudahinya karena ketidak percayaanku. Hah, aku senang dia datang pada saat aku benar-benar membutuhkannya. Dada diary, selamat malam. Selamat malam Adip, pangeranku.” Itu yang kutulis dibuka diaryku. Sebelum tidur aku menyempatkan mengirim pesan ke Adip hanya sekedar mengucapkan selamat malam.

“Titaaaaakkkkkkk, baaanggguuuuun..”, suara alarm alamiku yaitu ibuku hehe. “Iya ibuuuuu, ini titak uda bangun”, jawabku enteng. “Titak”, suara ibu memanggilku. “Iya ibu, ini titak juga udah bangun kok” teriakku dari kamar. “Bukan titak, ada adip di luar” sela ibu. “Hah, Adip” gumamku dalam hati. Tanpa aku sadari kalau aku belum mandi, dan tanpa aku sadari penampilanku sebelum bertemu pangeranku, aku langsung keluar kamar dan haha bertemu pangeranku.

“Loh nda, udah enakan? Kok jemput?” tanyaku kawatir

“Udah sayang, enggag papa dong jemput calon istri haha” jawab Adip sambil senyum-senyum enggaag jelas

“Oh ya sayang, belum mandi ya? Oh ya lagi deh, selamat pagi peri cantikku” sela Adip
“Haha, belum nda kan aku terkejut mendengar suara ibu yang mengucapka Adip diluar. Oh dag dig dug deh hatiku” jawabku alay

“Sana-sana buruan mandi, bau tau tapi tetap cantik hehe” jawab Adip dengan rayuan gombalnya.

“Iya dong nda, titakkan cantik. Kalau enggag cantik mana Pradipta Raditya mau haha. Nda, titak mandi dulu ya biar harum” ledekku.

Sungguh aku senang sekali , pagi-pagi sudah disuguhi tamu yang begitu berarti dihidupku. “Titak, buruan mandinya. Kalok udah Adip diajak sarapan. Uang sakumu ada diatas kulkas, ibu mau kepasar dulu” pamit ibu. “Iya ibuku tertersayang” ledekku.

“Nak Adip, ibuku kepasar dulu ya. Ati-ati kalau berangkat sekolah” pesan Ibu kepada Adip.

“Oya bu, ibu juga hati-hati ya” jawab Adip sopan.

“Nda, sarapan dulu yuk” ajakku.

“Ayo yang, laper” jawab Adip sambil memegangi perutnya.

“Dasar nda” jawabku sambil mengelu-elus rambut hitamnya.

Setelah selesai sarapan dan minum susu coklat kesukaan kita, kami pun segera berangkat sekolah. Dan tak lupa mengambil uang sakuku yang selalu diletakkan ibu diatas kulkas hehe. “Saatnya jam pertama dimulai, is time to begin the first lesson” bel sekolah yang berdering sebelum kita masuk kelas.

”Satu...dua...tiga...LARII!!!” suara kompakku bersama pangeran tersayangku. Kami memang tidak satu kelas, Adip kelas XII IPA 2 sedangkan aku XI IPA 1. Jadi kami harus berpisah di pertigaan lobby sekolah kita. “Da sayang, LOVE YOU” goda Adip. “I LOVE YOU too”, jawabku singkat dan segera berlari karna memang aku belum mengerjakan tugas yang gurunya super duper killer.

“Halo bebi-bebiku” sapa ku kepada para sahabat-sahabatku.

“Oyeah bebi, apa kabar” jawab Ika salah satu sahabatku.

“Kurang baik, karna aku belum menyelesaikan tugasnya Bu Killer. Buruan keluarin buku kalian” perintahku dengan wajah-wajah kebingungan.

“Selamat pagi-pagi anak-anakku” suara Bu Killer yang ternyata sudah ada di depan kelas.

“Selamat pagi Bu” teriak anak-anak satu kelas XI IPA 1.

“Tak, buruan kelarin tugasmu” bisik Ita yang tepatnya dibelakangku.

“Males ta, biarin deh kalau disuruh keluar ya keluar” jawabku santai.

“Dasar” bentak Ita sambil mendorong kepalaku kedepan.

“Kumpulkan tugas liburan kalian” perintah Bu Killer.

Aku hanya santai duduk di tempat dudukku tanpa bergerak kedepan kelas untuk mengumpulkan tugas liburan.

“Titak” sapa Bu Killer.

“Iya Bu” jawabku santai.

“Tuganya sudah dikumpulkan ?” tanya Bu Killer dengan pandangan khasnya itu.

“Maaf Bu, belum selesai” jawabku dengan keringat dinginku tapi mencoba untuk santai.

“Kumpulkan seadanya dan segera keluar dari kelas” ancam Bu Killer kepadaku.

“Iya Bu” jawabku dengan wajah sok sedih.

“Anak-anak jangan ditiru teman mu yang satu itu” suara yang Bu Killer yang masih terdengan di telingku.

Setelah mengumpulkan tugas yang belum kuselesaikan itu, aku segera keluar kelas. “Hah, pagi-pagi hari pertama masuk udah dihukum” gumamku dalam hati sambil berjalan menuju toilet yang letaknya bersebelahan dengan kelas Adip. Sebenarnya aku tidak mau melintas didepan kelas Adip karna Adip pasti sudah hafal kalau aku lagi dihukum. Dan ternyata benar, Adip melihatku.

“Pak, izin ke kamar mandi’ ijin Adip.

“Iya, jangan lama-lama kekamar mandinya” perintah guru Adip.

“Titaak” sapa Adip.

Aku hanya menoleh kebelakang tanpa memperdulikan suara Adip. Dugaanku memang benar Adip bakal memarahiku, apa mau dikata memang aku yang bersalah jadi aku hanya diam. Adip kembali ke kelasnya, aku hanya melihatnya dari belakang sampai Adip masuk kekelasnya. Bel pun berbunyi menandakan jam istirahat dimulai.

Sahabat-sahabatku, menghampiriku dan mengajakku ke kantin. Setelah makan, kita kembali ke kelas. Bel pun berbunyi kembali menandakan jam ke 5 dimulai. Kali ini aku dan temantemanku mengikuti pelajaran dengan baik sampai bel pulang berbunyi.

“Bebi-bebiku aku pulang dulu ya, pusing ni” pamitku kepada sahabat-sahabatku.

“Iya tak, ati-ati. Cepet sembuh” jawab Siska kawatir.

From : PR <3
Aku tunggu di parkiran.

To : PR <3
Iya, aku kesana. Tunggu di tempat biasa.
 
Sekarang adalah bulan Agustus, dan besok aku akan berusia 17 tahun. Sebenarnya aku sudah merencanakan hari bahagiaku ini bersama orang-orang yang berharga dihidupku tentu saja orang tuaku, sahabatku, dan Adip pangeranku. Adip, dia adalah sesosok pangeran yang selalu memberikanku arti hidup. Dia adalah beton bagiku, sehingga aku dapat berdiri kokoh seperti ini. Dia adalah segalanya, tapi takdir berkehendak lain Adip memutuskan hubungan ini tanpa meninggalkan alasan sedikit pun. Dia hanya meninggalkan 2 pesan satu mengucapkan selamat ulang tahun dan yang kedua.

From : PR <3
Maaf aku tidak bisa mengucapkan selamat ulang tahun langsung padamu.
Aku tidak bisa melanjutkan ini semua, maaf karna aku tidak bisa membahagiakanmu.
Kadonya aku titip kan ke ibu kamu. Tolong jgn menghubku lagi.

Dengan mata memerah aku menemui Ibuku dan menanyakan soal kado yang dititipkan Adip. Ibu tidak melihat mataku, Ibu mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan kado untukku. Setelah mengambil kado dari ibu dan Adip, aku segera ke kamar untuk melihat apa yang ada dikotak berwarna merah itu. Ternyata itu adalah foto-fotoku dan Adip yang dia buat keliping. Sungguh aku hanya dapat meneteskan air mata. Hari ini tidak masuk sekolah, aku beralasan sakit dan ibu mengijinkanku untuk tidak masuk sekolah hari ini. Aku hanya menghabiskan waktuku untuk tidur tanpa mengijinkan lambungku untuk bekerja dengan baik. Aku juga tidak mengaktifkan Hp, mengunci kamar, menutup gorden dan mematikan lampu kamar. Jam 01.02 aku terbangun dari tempat tidurku. Aku mengumpulkan semua kenanganku bersamanya, aku menempelkan semua foto yang aku punya.

Keesokan harinya, alarm alami ku berbunyi sangat keras.”Iya ibu, titak bangun”, jawabku lemas. Aku pun segera bergegas berangkat sekolah, tetapi ibu mencegahku. Ternyata ibu tau apa yang terjadi padaku. Ibu hanya berkata,”Ikhlas nak, semuanya bakal INDAH PADA WAKTUNYA”. “Iya ibu, titak tau itu. Titak berangkat ya” jawabku lemas.

Adip begitu angkuh saat bertemu denganku. Dia bukan Adip 3 bulan yang lalu. Dimana dia berada di situ pasti banyak perempuan yang mengerubunginya. Aku tak tahan dengan semua ini, aku serasa ingin menghentikan nafas ini jika tidak bersamanya lagi. Aku ingin menghentikan jam, agar aku tak terpisah darinya. Aku sangat mencintainya, aku mengharapkan dia kembali kepadaku. Aku menunggunya sampai kapan pun Adipta Praditya!!!. Dan ternyata dia memutuskanku karna ada wanita lain. Tapi aku tetap menjaga perasaan ini. Dan Tuhan tolong kembalikan lagi senyumku ini.

Dwi Murti Agustina
Profil Penulis:

Nama : Dwi Murti Agustina

Asal sekolah : SMK Negeri 4 Malang

Facebook : http://www.facebook.com/profile.php?id=1811718283


sumber

0 Cerpen sedih Hadiah Untukku Membuatmu Pergi


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Hadiah untuk Ku membuat Mu Pergi
Oleh: Ayu Sulastri

 “Dok….saya mohon tunggu sebentar lagi, suami saya pasti akan datang” terdengar suara yang tak asing itu Ku dengar.

“Tapi buk… kita tidak punya waktu lebih lama lagi, kami harus menyelamatkan ibu dan anak ibu. Jangan sampai semuanya terlambat.”

Cerpen Cinta
Gubrrraakk…. Ku buka pintu kamar rawat istri ku secepatnya, Ku lihat wajah istriku yang begitu pucat. Segera Ku hampiri dan Ku genggam tangannya.

“Bunda… ada apa ini…?? Kenapa harus terjadi yang seperti ini..?? bukankah usia anak kita baru 7 bulan dan belum saatnya dia harus datang.” Ucapku dengan penuh kebingungan, karna terakhir kabar ku dengar dari istriku kesehatan kehamilannya baik-baik saja.

“Ayah… maafkan bunda, harus menyusahkan ayah lagi, bunda juga tidak ingin yang seperti ini. Tenanglah ayah… anak kita akan baik-baik saja, Ayah… berjanjilah pada bunda… jaga anak kita sebaik mungkin, seperti yang telah kita rencanakan selama ini, maaf kalau kehadiran anak kita sedikit terlambat hadir dirahim bunda. Maafkan bunda yah… jika selama bersama ayah, bunda tidak pernah memberikan kebahagian.”

Aku hanya bisa menatap wajah istriku dalam-dalam, tak pernah ku dengar dia mengucapakan kata-kata yang seolah ingin pergi dari ku.
 
“Bunda… ketahuilah… memiliki dirimu adalah kebahagian terindah dalam hidupku, kamu adalah istri yang sangat sempurna, setiap nafas mu terhembus angin-angin syurga yang sudah ikhlas melayani ku, sesungguhnya akulah suami terjahat, karna harus meninggalkan mu sendirian dirumah. Jarang membelaimu, jarang memberikan perhatian padamu, tapi… semua itu tak pernah membuat cinta mu berkurang pada ku. teruslah bertahan.. demi aku dan anak kita.” Hanya itu yang mampu terucap dari bibirku, airmata ku jatuh tak terhenti melihat kondisi istriku yang semakin melemah.

“Terima kasih ayah, bunda selalu merasa bahagia selama ini, ada sesuatu untuk ayah. Bacalah jika ayah ingin tau mengapa bunda harus sampai seperti ini,” ucap istriku sambil melirik kearah meja disamping kanannya. Aku lihat memang ada kotak kecil seperti kado yang terbungkus rapi.

“Maaf buk.. kita harus memulainya sekarang” ucap dokter yang berada disamping istriku.
Digenggamnya tanganku sekuat mungkin, sampai aku mengantarnya keruangan operasi. Tangan ku pun harus terlepas ketika tiba dipintu ruangan itu.Aku hanya bisa melihat senyum termanis istriku dari kaca-kaca pintu. Semakin jauh semakin melebar, seolah dia akan bisa tertahan dari rasa sakitnya itu, sampai tak terlihat lagi oleh tabir-tabir biru diruangan itu.

“Bertahanlah sayang… berjuanglah untuk kebahagian kita selanjutnya, doaku tak kan pernah henti untuk mu” lirih ku dalam hati.

Semua keluarga ku terdiam, hanya ada mertuku yang menepuk pundak ku.

“Mari kita berdoa bersama untuk yang terbaik bagi Amelia, istrimu dan juga anak ku dalam mempertahankan buah hatinya”.
***

Betapa hati ku tak menentu saat operasi berlangsung, coba ku tenangkan hati ku dengan sholat dan berdoa untuk keselamatan istriku. Setelah itu, ku ambil kotak kecil yang diberikan istriku itu, aku buka perlahan, ternyata sebuah catatan harian istriku.

Ku tarik nafas panjang, ku hembuskan perlahan, menenangkan diri sebelum aku membacanya, lalu ku buka lebaran pertama, ku lihat tulisan-tulisan tangan istriku. Yaach.. aku kenal betul dengan tulisan tangannya.

Dear My Husband
Ayah… maaf jika Bunda harus diam dan tidak mengatakan sedikitpun tentang kondisi Bunda yang sebenarnya, Ayah tau…??? Bunda sangat merasa bahagia ketika dokter mengatakan kalau Bunda positif hamil, sebuah kebahagian yang selama 5 tahun kita tunggu bersama. Bunda merasa itu adalah hadiah terindah untuk Ayah yang akan Bunda berikan. Betapa Bunda sudah mengkhayalkan bagaimana nanti kita menjadi Ayah & Bunda untuk sang buah hati kita yang akan lahir ini. Bunda akan menjadi ibu yang setiap hari harus mengurus anak sebelum berangkat kerja, dan Ayah akan menjadi ayah yang harus bekerja lebih giat lagi untuk kebutuhan keluarga. Bunda sudah sangat yakin, kebahagian kita tak akan pernah berakhir setelah buah hati kita datang mengisi hari-hari kita yang sepi selama ini.
Saat usia kehamilan Bunda berjalan 2 bulan, Bunda selalu mengeluh sakit dibagian perut, tapi Bunda mengganggap semua itu hanya efek dari kecape’an saja, sampai akhirnya Bunda harus ke dokter memeriksakan kondisi kesehatan Bunda dan kehamilan Bunda. memang Bunda tidak pernah menceritakan sakit yang Bunda rasa selama ini pada Ayah, karna Bunda tidak ingin membuat Ayah susah dan tidak tenang bekerja disana.
Hasil pemeriksaan itu, dokter mengatakan ada kelainan dari kehamilan Bunda ini, sesuatu yang sangat membahayakan Bunda, jika Bunda harus mempertahankannya. Betapa Bunda sangat kaget dengan hasil itu, dokter menyarankan Bunda harus membuang janin dirahim Bunda ini secepat mungkin, agar Bunda bisa selamat dan tidak mengeluh kesakitan lagi.
Sungguh itu adalah pilihan yang sulit, tidak mungkin Bunda harus membunuh anak yang sangat kita inginkan ini, Bunda tidak mungkin bisa mengecewakan Ayah karna gagal memberikan keturunan. Bunda sudah sangat bisa merasakan kebahagian yang Ayah rasa saat tau Bunda hamil.
Ayah… maafkan Bunda yang telah memberikan keputusan sendiri kepada dokter tanpa harus mengatakan dan mendengar keputusan Ayah juga, Bunda hanya ingin Ayah mendapat kebahagian dari Bunda yang selama ini tidak pernah Bunda berikan.
Bunda memutuskan melanjutkan perkembangan janin ini sampai dia benar-benar hadir untuk Ayah. Bunda berjanji akan bertahan sekuat tenaga Bunda demi Ayah…..
Dokter mengatakan Bunda harus berdiskusi dulu dengan Ayah, tapi Bunda memilih diam dan meminta dokter untuk merahasiakannya pada Ayah. Maaf jika Bunda selalu mengelak jika Ayah ajak kedokter bersama, Bunda hanya tidak ingin Ayah tau semua ini.

Usia kehamilan Bunda sekarang sudah 5 bulan, sedangkan kata dokter mungkin bunda hanya bisa bertahan sampai 7 bulan saja, berarti sisa waktu Bunda tinggal 2 bulan lagi bisa bersama Ayah. Itu hanya dugaan dari dokter saja, karna Bunda percaya Allah lah yang berhak menentukan hidup dan mati kita.
Malam ini… Ayah tertidur pulas disamping bunda, terlihat raut wajah tak sabar ayah menanti kehadiran buah hati kita. Apakah ayah tau..?? bunda sangat merasa takut malam ini, bunda takut bunda tidak bisa membelai rambut ayah disaat ayah tertidur, tidak bisa membuat sarapan disaat bangun pagi dan tidak bisa merasakan kecupan dikening bunda ini saat ayah akan kembali ke tempat kerja ayah lagi.
Bunda benar-benar takut harus pergi secepat ini dari sisi ayah, walaupun bunda sering ditinggal sendirian karna pekerjaan ayah diluar kota, tapi bunda bisa merasakan kasih sayang ayah selalu mengalir disisi-sisi gerakan bunda. Perhatian ayah yang tak pernah berhenti meski yang terdengar hanya suara ayah saja, akan tetapi semua itu mampu membuat bunda bertahan hingga saat ini.
Selamat malam ayah… tidurlah dengan nyenyak bersama mimpi-mimpi indah, lepaskan penat mu hari ini… karna besok ayah akan pulang keluar kota lagi.

Hari ini suami ku pergi lagi…
Selamat jalan sayang… semoga sampai tujuan dengan selamat, dan cepat kembali untuk ku.
Itulah ucapan yang selalu bunda haturkan saat ayah harus pergi meninggalkan bunda karena pekerjaan. Hari ini benar-benar hari yang berat bagi bunda, apakah ayah bisa merasakan genggaman tangan bunda yang tidak seperti biasanya itu? Sesungguhnya dihati bunda berkata, ayah jangan pergi…. Tetaplah disisi bunda untuk waktu yang singkat ini, bunda hanya ingin menjalankan kewajiban sebagai istri yang baik dan benar, biarkan bunda mengumpulkan amal-amal atas kebaktian bunda pada ayah dengan waktu yang tersisa ini.
Hanya senyum yang bisa bunda berikan disaat ayah melangkahkan kaki semakin jauh dari pintu rumah kita. Tidak mungkin kata-kata yang ada dihati bunda terucap, karna itu hanya akan menimbulkan pertanyaan dan alasan mengapa bunda harus meminta hal aneh seperti itu.
Ayah…. Mungkin hari inilah terakhir aku bisa memelukmu, mengusap wajah mu dengan manja, tiada waktu lagi untuk ku bisa melewati detik berlalu bersamamu.

Ya Allah…
Biarlah jantungku tetap berdetak, setidaknya sampai aku bisa membuat suamiku bahagia.
Hanya itulah pinta bunda dalam sholat malam, karna bunda hanya ingin ayah mendapatkan sesuatu yang ayah inginkan itu. Bunda berusaha menahan rasa sakit ini, walau kadang sampai membuat seluruh badan bunda lemah. Demi anak kita, bunda ikhlas melalui ini semua, mungkin inilah perjuangan seorang ibu untuk anak yang benar-benar dia inginkan.
Tepat bulan ini, usia kehamilan bunda 7 bulan, sekarang sudah terasa sangat aneh, bunda sudah mulai cepat lelah, pucat dan sakit yang luar biasa dibagian perut ini. Bunda coba bertahan dengan obat-obat dokter, tapi hasilnya seperti sudah tidak bereaksi lagi. Mungkin sang buah hati kita sudah ingin melihat matahari dan bulan. Bunda benar-benar sudah tidak kuat sekarang. Semoga masih ada waktu bunda untuk bertemu ayah walau hanya beberapa detik.
Sayang… betapa kau adalah anugrah terindah dalam hidupku, tidak pernah sedikitpun aku menyesali menikah dengan mu. Kau adalah seorang suami yang bertanggung jawab dan penuh kasih sayang, terima kasih atas semua yang telah engkau berikan untuk ku selama ini.
Jagalah buah hati kita, ajari dia tentang pengetahuan dunia dan juga akhirat, ajari dia sholat dan membaca al-Quran, agar kelak dia bisa mengirim doa-doa untuk bundanya ini.
Maaf… jika bunda harus pergi secepat ini,
Maaf… jika bunda ingkari janji kita, untuk mengurus buah hati kita bersama-sama,
Maaf… jika bunda tak sempat, melihat wajah buah hati kita.
Ikhlaskanlah semua yang terjadi ini, mungkin ini cara Allah untuk mengajari kita arti cinta yang tulus, sesungguhnya cinta sejati itu penuh dengan pengorbanan. Dan apa yang bunda lakukan sekarang adalah bukti cinta bunda pada ayah.
I Love U… My Husband,
Jaga dirimu dan anak kita baik-baik, Aku akan selalu ada disisimu meski tak terlihat lagi.
From… istri tercinta mu, Amelia Adelia Saputri.
***
“Maaf… dimana suami nyonya Amelia..?? terdengar suara dokter dari arah ruangan operasi itu, lalu segera ku hampiri untuk bertanya keadaan istri ku.

“Saya dok,, !! bagaimana keadaan istri saya..?? dia baik-baik saja kan dok..?? dia bisa diselamatkan kan..??” ucapku tergesa-gesa pada dokter muda itu.

“Selamat Pak Irwan,, anak anda dapat kami selamatkan, kondisinya sehat hanya perlu perawatan khusus, karna belum mencapai bulannya, tapi…..” tiba-tiba ucapan dokter itu terhenti, jabat tangannya berpindah kebahu ku.

“Maaf Pak…. Kami tidak bisa menyelamatkan istri anda, karna kondisinya yang lemah dan pendarahan yang luar biasa, maafkan kami…..”

Seketika tenaga ku hilang begitu saja, kedua kaki ku tak mampu menahan tubuhku untuk tetap berdiri, hingga aku harus tersimpuh, menangis, mengenang masa lalu yang indah yang telah kami lalui bersama. Benar-benar aku merasa sangat shock mendengarnya. Tapi… apa yang bisa ku lakukan.., semua ini tak mungkin bisa ku putar kembali. Hanya ikhlas yang bisa menenangkan hati ku.

***
Setelah tahlil berkumandang, proses pemakaman pun selesai. Semua pergi dan hanya aku yang tertinggal sendiri ditempat peristirahatan istriku itu. Setidaknya aku bisa menemani dia untuk yang terakhir kalinya.

“Sayang… istirahatlah disana dengan tenang, aku percaya bahwa Allah telah menyiapkan tempat indah di syurga untuk mu, jangan khawatirkan buah hati kita, aku akan menjaganya selama jiwa ini masih berada dijasadnya. Kau adalah istri terbaik, cinta terindah yang pernah ku rasakan, maafkan aku jika tidak mengerti ingin mu, maafkan aku yang selalu membuatmu merasa kesepian. Terima kasih telah memberiku hadiah terindah, buah hati yang gagah, meski harus membuatmu pergi meninggalkan aku sendirian. Aku akan tetap selalu merasakan belaian kasih sayang mu, manjamu, perhatian mu meski yang tertinggal hanya bayang-bayang mu. Selamanya aku akan mencintai mu,…. I Love U My Wife…”
 
Ku usap foto yang tertinggal di nisan itu, ku kecup senyum manisnya. Berharap dia bisa merasakan cinta ku walaupun kami sudah berada di dunia yang berbeda.
*****



By… Ayu Sulastri
Email: ayyu.astri@yahoo.com ( FB & YM )
Baca juga cerpen karya ku “Ketika Cinta Harus Pergi”.
Thanks buat friends yang uda baca, and buat Admin yang uda share cerpen ini. 

0 Cerpen Sedih: CINTA TERPENDAM


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
CINTA TERPENDAM
Cerpen karya Alicya Adja

Apalah arti mencinta jika hanya akan membuahkan luka, goresan tajam yang menyayat hati, menimbulkan darah yang mengalir deras dan sulit untuk di perban. Aku terluka di sini, tak seorangpun akan mengerti mengapa keluh kesah ini muncul tiba-tiba saja, bahkan aku sendiri pun kurang mengerti akan semua ini. Jika waktu bisa ku putar lagi, mungkin aku tak ingin mengenal dia, tapi semua telah terjadi, aku mengenal dia dan semua mengalir sejalan arus air, tapi saat ini setelah aku mengenal dia dan terluka oleh nya, justru aku ingin berkata bahwa aku tak kan pernah menyesali perkenalan ini. Aku baru sadar bahwa kehidupan itu nyata dan terus berjalan, saat aku terdiampun kehidupan akan tetap berlanjut hingga meninggalkan aku seorang diri, karna itu aku harus bangkit dari kerapuhan ini, tapi muncul sebuah pertanyaan di benakku : “Apa aku bisa??”. Mungkin orang-orang disekitar ku tidak ada yang percaya bahwa aku sangat sakit, aku tak pernah sanggup menjalani semua ini sendiri, bahkan mungkin mereka akan berpikir bahwa aku adalah manusia yang tak pernah berpikir dengan apa yang terjadi. Heiii.. tapi aku bukan lah orang yang seperti itu kawan!!”.

Cerpen Cinta Terpendam
# Lima minggu sebelumnya *

“Echaaaaaa…. Di larang ngelamun disini!” sentak Mia mengagetkan ku.
"Hah apaan sih !” protes ku mengerutkan kening.
“Hmmm.. mulai deh kumat ni penyakit dia nya!” Mia mengejar langkah ku, mengikuti menuju kantin.
Hari ini kami lebih banyak menghabiskan waktu di pustaka dan kantin, tak ada matkul di kelas. Aku dan Mia semester lima, kami memang selalu bersama dari semester satu. Tak ada rahasia diantara kami, apapun itu. Usai dari kantin, kami melangkah menuju parkiran, saat nya untuk pulang. Seperti biasa, aku pulang nebeng Mia karna rumah kami satu arah.
“Aduh..!” aku menjerit kesakitan saat seorang pria dari arah berlawanan menubruk ku.
“Maaf..maaf!” permintaan maaf dari pria itu terdengar tulus, membuat aku tak sungkan-sungkan untuk menerima maaf nya.
“Ok ga’ apa!” sahut ku lalu kami melanjutkan langkah menuju parkiran.
“yang tadi itu kan anak baru pindahan dari Bandung kan?” Mia menanyakan sesuatu yang aku sendiri tidak mengetahuinya.
“dah berapa lama kamu kenal aku?” balik ku bertanya
    “Hmmm.. kurang lebih dua tahun setengah! Emang kenapa Cha?” wajah polos Mia membuat aku hampir tertawa ngakak.
    “Nah udah kenal aku segitu lamanya tapi masih juga gak’ tahu sifat aku! Sejak kapn aku tahu info-info gituan hah? Mana aku tahu tuh anak pindahan dari mana!”
    Obrolan kami terputus saat motor berdecit berhenti tepat di depan rumah ku. Aku turun malambaikan tangan berpisah hari ini pada nya, tapi bertemu lagi esok, hmhmhm.
    Hari demi hari berlalu hingga akhirnya aku berkenalan dengan pria jangkung pindahan Bandung itu. “Ernes” itu nama yang disandangnya dari lahir hingga saat ini. Awal perkenalan kami di perpustakaan, saat itu aku sibuk mencari-cari buku pedoman studi seminar, dan ternyata Ernes yang melihat ku kebingang langsung menghampiri ku dan berbaik hati membantu mencari, yah kami menemukan buku itu selama setengah jam pencarian. Kami akhiri perkenalan di kantin, makan siang dan pulang.
    “Eh Cha ntar malam nonton yuk!” Ernes menghentikan motornya tepat disamping motor Mia saat kami ingin pulang.
    “Cie..cie..!” goda Mia membuat aku salting.
    “asik gak’ tuh Film?” aku tak langsung mengiyakan ajakan Ernes.
    “di jamin Kamu suka!” yakinnya.
    “Ok, ntar jemput aja aku di rumah!”
    Malam itu kedekatan kami semakin terlihat, terdapat banyak persamaan antara kami. Semua berjalan mulus, aku dan Ernes semakin dekat, saat itu tak ada apa-apa antara kami, mutlak berteman seperti aku dan Mia. Sesekali kami jalan-jalan bertiga bersama Mia, terlihat kompak dan rasanya ingin menghabiskan waktu bertiga saja.
    “Mia, si Echa jadian yah sama Ernes?” penasaran Fika si ratu gosip.
    “Hmmm.. nggak tau tuh! Tanya aja sama orangnya langsung.” Celetuk Mia sambil menunjuk kearah ku menggunakan gerakan bibir sexi na. saat itu aku baru saja masuk kelas.
    “Ada apa nih? Mau cari gosip?” desak ku sinis membuat Fika berlalu pergi meninggalkan ku.
    “Idih Geer !” celetuk Fika tak mau kalah.
    “Hahaahahah..” tawa mahasiswa satu kelas yang ikut menyaksikan peristiwa itu.
    “Gila kalian neh! Hahaha..” sambut Keyna puas.
    Kepergian Fika diiringi tawa kami, aku dan Mia memang selalu membuat si ratu gosip sebel sendiri saat info yang dibutuhkan gagal di dapatnya. Hidup di penuhi canda tawa adalah gaya kami, tak ada masalah yang harus dipikirkan walaupun memang ada masalah, bukan tidak memikirkan tapi kami pura-pura saja tidak memikirkannya.


    Tiga minggu perkenalan dan kedekatan anatara aku dan Ernes, saat itu adalah saat-saat dimana aku mulai  merasa nyaman berada disampingnya, merasa tenang akan sesuatu. Suatu malam saat kami jalan, ntah mengapa tiba-tiba saja Ernes memelukku erat, membuat aku harus merasakan detak jantung nya saat itu, pelukan hangat itu terasa sangat menenangkan. Aku merasa bahwa terjadi sesuatu pada ku, tapi Aku rasa itu hanya sebatas perasaan kekaguman ku atas sesuatu yang dimilikinya, ternyata aku salah. Yang aku tahu, sebuah kekaguman itu tak kan berlangsung lama, tapi perasaan ini semakin hari semakin bertambah dan semakin terasa aneh. Aku berusaha menutupi apa yang ku rasakan, hanya sahabatku Mia yang tahu tentang semua ini.
    “mungkin kamu cinta sama dia!” Mia memulainya.
    “Ntah lah, aku juga ga’ tau!”
    Keesokan harinya, kami bertiga duduk di taman kampus mengerjakan tugas matkul Administrasi Publik. Aku terlalu asik mengerjakannya, sementara itu Mia dan Ernes sibuk tertawa terbahak-bahak, ntah apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba saja ponsel Ernes bordering, sebuah panggilan dari seberang yang membuat Ernes meletakkan jari nya di bibir kearah kami menandakan kami harus diam sesaat.
    “Ya hallo !” sambut Ernes, ntah apa jawaban dari arah sana.
    “Oh.. ia ntar lagi aku jemput ya sayang!” kelanjutan obrolan Ernes membuat aku dan Mia membelalakkan mata dan benar-benar terdiam.
    “aku pulang duluan ya!” lanjut Ernes pamit pada kami saat ia telah menutup ponselnya.
    Sejak hari itu kami mengetahui bahwa ternyata Ernes telah memiliki pacar, aku tak tahu ternyata kedekatan aku dan dia sebatas teman biasa dimatanya.
    Walaupun Ernes telah memiliki pacar, namun perhatiannya padaku membuat aku bingung. Dia sosok pria yang menarik, kelembutan yang tersimpan di dalam dirinya membuat aku merasa nyaman. Kini, jalan minggu ke empat, aku semakin merasakan sesuatu yang aneh, yang mulai merasuki pikiranku tentang dia. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan dengan keadaan seperti ini, aku tahu dia memiliki seseorang, dan aku juga tahu bahwa aku bukan lah apa-apa untuk nya.
    “Cha, kalo kamu suka sama dia, jujur aja kali sama dia walopun kejujuran kamu nggak ngebuahin hasil, yang pentingkan hati kamu bisa plong!”
    Itu pesan Mia yang aku ingat, membuat aku memberanikan diri untuk mengatakannya, tapi yahh ternyata keberanian itu hanya ada di dalam benakku saja, aku tidak benar-benar melakukannya. Malam itu  aku merasakan lagi getaran di dada yang membuat aku tak bisa melelapkan mata untuk tidur. Ku terus pandangi bulan dan bintang berharap mereka mau mengatakan sesuatu pada ku, ku dengar suara jangkrik dengan teliti berharap ada sesuatu yang mau di omongin sama tuh jangkrik buat aku. Waktu terus berlalu hingga matahari terbit, aku masih duduk terdiam. Kala itu ku putuskan untuk mencari tahu sesuatu, kali ini aku melakukannya.
    “Nes, udah lama pacaran sama tuh cew?” aku memulainya saat kami berdua di kantin.
    “Hmmm.. sekitar empat tahun!”
    “Wow.. hebat! Kamu benar-benar sayang dia ya?” lanjut ku penasaran.
    “bukannya sayang lagi, cinta aku udah mentok buat dia!” Ernes terlalu bersemangat mengungkapnya, membuat tenggorokan ku kering dan bibir ini menjjadi kaku untuk bertanya lagi
    “Loh.. napa diam?” sambung Ernes melihat ku terdiam.
    “Eng..enggak kok, aku Cuma mebayangkan betapa bahagianya kalian!”
    Tanpa pikir panjang, aku langsung berdiri meninggalkan kantin. Ku katakana pada Ernes bahwa aku kebelet mau ke toilet. Aku duduk di samping Mia, kepala ku rebah bersandar di bahunya, tak ada sepatah katapun keluar dari bibirku, aku mati untuk sesaat. Dadaku terasa sesak tak bernafas, pikiran ini sudah tak ingat apa-apa lagi, aku terus saja merintih di bahu Mia hingga studi berakhir. Sepanjang perjalanan pulang aku masih terdiam, Mia pun tahu keadaanku tak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan yang akan di lontarkannya, karna itu Mia pun hanya bisa diam mengikuti suasana yang sedang terjadi.
    Minggu kelima berlanjut, saat itu aku mulai menahan rasa yang ada untuknya, walaupun Ernes masih melontarkan perhatiannya pada ku namun aku berusaha bertahan. Studi berakhir, kali ini Ernes nggak bawa motor, ternyata dia di jemput seorang wanita cantik, snagat cantik menurut ku. Di kejauhan terlihat Ernes mendekati gadis itu, Ernes mengambil alih mengendarai, dan wanita cantik itu memeluk nya saat dimotor. Pandangan Mia langsung beralih pada ku, aku tahu bahwa Mia khawatir pada ku. Aku tersenyum, pura-pura santai menanggapi apa yang terjadi.
    “Sakit!” itu yang kurasakan saat itu. Ntah mengapa aku merasa kehilang sesuuatu yang berharga dalam diri ku, aku merasa tak ada lagi yang bisa membuat aku seperti ini, merasa tenang saat dipelukannya. Aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya, mengalahkan perasaan ku pada mantan-mantan dulu. Hari-hari yang ku lalui mulai suram, rasa nya kesenangan ku telah direnggut begitu saja. Bukan dia yang salah, melainkan aku sendiri lah yang salah menempatkan perasaan ini. Harus nya aku terbangun dari mimpi indah itu saat aku mulai menyadari siapa aku dan siapa dia. Harusnya aku sadar bahwa mustahil aku bisa memiliki dia seutuhnya.

TAMAT
Sumber

0 Cerpen Cinta Pertama: MY FIRST LOVE


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
My First Love
Oleh: Juliani H.S

Bunyi alarm yang terletak di meja belajarku, memaksa aku unutk bangun dan pergi ke sekolah. Dengan malas, aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Setelah mandi dan bersiap-siap, aku turun ke bawah untuk sarapan pagi. Di lihatnya mbok minah yang sedang menyiapkan sarapanku.

Cerpen Cinta Pertama
“pagi mbok, papa mama kemana ?” tanyaku pada mbok minah sambil menuangkan susu.

“eh non udah siap. Bapa sama ibu sudah berangkat kerja dari subuh tadi.”

Aku mendengus, aku sudah tak heran lagi bila setiap aku bangun tidur mereka sudah tidak ada untuk mengurus pekerjaan mereka masing-masing. Dalam keadaan materi, kebutuhanku sangat tercukupi malah terkesan berlimpah, tapi soal kasih sayang aku tak pernah mendapatkannya. Maka dari itu, aku mencari kasih sayang dari oranglain yang bisa menyayangiku. Ya itulah hidupku, seorang putri dari keluarga konglomerat yang tidak mendapatkan kasih sayang. Aku adalah Samantha putri febriani atau yang biasa dipanggil sam.

“ya sudah mbok, sarapanku di bawa untuk bekal di sekolah saja. Aku sudah telat nih cepat bereskan ya mbok.”

“baik non.” Kata mbok minah patuh.

Akhirnya aku berangkat sekolah diantar oleh mang ujang. Walaupun sebenarnya aku bisa membawa mobil sendiri, tapi aku sangatsaangat malas membawa mobil. Gak tau kenapa. Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam akhirnya aku sampai juga di SMA favorit di kota bandung. Aku memiliki banyak teman, namun aku memiliki teman dekat yaitu vita dan riki, mereka selalu menemani dan menyemangatiku. Sesampainya dikelas , aku melihat vita dan riki sedang mengobrol sesuatu hal yang seru, akhirnya aku pun bergabung bersama mereka.

“woy dua serangkai! Lagi ngbrolin apa nh ? kok ga ngajak” gue sh” kataku manyun.

“eh elu sam, gue kira siapa bkin kaget aja ckck. Kita lg ngbrolin anak baru yang katanya cakep dan tajir. Lu tau ga anak baru itu siapa?” jawab vita sambil nyengir.

“enggak emang siapa ?”

“pacar pertama lo. Masih inget kan ?” jawab riki.

“HAHHH ?!! sumpeh lo !! jangan bohongin gue ah, ga lucu tau “

“njeh ni anak di bilangin ga percaya. Beneran tauu.”

Aku diam aja. Dalam hati ia berfikir, masa daniel ada di sekolah yang sama kek gue sh. Ga mungkin!

“bohong aja lu. Gue ga percaya. Udah ah gue mau ke kantin.” Kataku sambil berlalu meninggalkan kelas.

“itu anak di bilangin ga percaya ckck” kata vita sambil geleng-geleng kepala.

*****
“teng teng teng ....” bunyi bel tanda masuk pun berbunyi. Semua anak-anak berlarian masuk ke kelasnya masing-masing. Termasuk sam. aku langsung duduk di bangkuku. Pelajaran pertama pelajaran biologi. Bu ani masuk dengan badan gendutnya sambil membawa seorang cowok yang supersuper keren itu. Aku terkejut, itu daniel pacar pertamaku waktu SMP dulu. Daniel tersenyum kepadaku yang kelihatan terkejut melihatnya.

“masa daniel ada di sini? Gue ga mimpi kan ? atau Cuma khayalan gue doang, aduhh dia kan ada di luar negri.” Kataku dalam hati.

Bu ani lalu berbicara “anak-anak, ibu membawa teman kalian yang baru. Dia pindahan dari amerika yang ingin bersekolah disini. Silahkan daniel perkenalkan dirimu.

“terimakasih bu.” Kata daniel sambil tersenyum, lesung pipit yang menghiasi wajahnya terlihat tampak jelas menambah ketampanan dia. “perkenalkan nama saya daniel setiawan, saya pindahan dari amerika. Ingin bersekolah disini karena mengikuti seseorang. Daniel diam sejenak sambil melihat sam. “yang ingin bertanya tentang saya lebih lanjut silahkan langsung tanyakan pada saya. Terimakasih.”

“baik anak-anak, apa ada pertanyaan ?” kata bu ani.

“daniel pin bbm lo berapa?” tanya rani miss centil.

“daniel udah punya pacar belum?” tanya rio dengan seenaknya, sontak membuat satu kelas tertawa.

“ih kok pada ketawa sh, gue kan beneran nanyanya. Kalau dia belum punya pacar kan bisa buat gue.” Elak rio sambil menirukan gaya bencong.

“sudah” kalau mau tanya lebih lanjut lagi, silahkan tanya sendiri kepada daniel. Baik daniel, kamu duduk di sebelah samantha. Riki, pindah kebelakang duduk sama rina.” Kata bu ani melerai murid”nya.

Akhirnya aku duduk bersebelahan dengan daniel. aku merasa sangat deg”an. (yaiyalah siapa yg ga deg”an kalau ketemu pacar pertama)

“hai. Masih inget gue kan?” sapa daniel sambil tersenyum.

“engg engg masih kok.” Jawabku gugup.

“tambah cantik aja lo.” Tanggap daniel sambil mengedipkan matanya.

“he he he makasih.” Pelajaran dimulai seperti biasa. Sampai bel berbunyi tanda istirahat.

“baik anak”, silahkan istirahat dulu.” Kata pak anton, guru akuntansi.

“sam, mau bareng kita gak?” tanya vita dan riki.

“engg engg enggak deh, kalian berdua duluan aja.” Jawabku.

“ok deh.” Jawab mereka sambil cekikikan.

“kok ga istirahat?” tanya daniel ramah.

“males.” aku menjawab singkat.

“lo masih marah sama gue ya?”

“menurut looo ??”

“masih, maafin gue ya. Bukan maksud gue ninggalin lo dulu, tapi gue ga dikasih kesempatan sama bonyok gue buat ngehubungin lo utk bilang selamat tinggal. Maaf.” Kata daniel sambil memohon pada sam.

“tau ah gue ga peduli.” Jawabku ketus.

“sam, plis maafin gue. Gue masih sayang sama lo, gue gabisa jauh dari lo.”

“trus kalau lu masih sayang sama gue, kenapa lo ninggalin gue gitu aja?! Ga ngasih kabar sama sekali, setelah 4 taon lu pergi sekarang dengan gampangnya lo ngomong kek gitu didepan gue hah?! Lo ga ngerti perasaan gue kek gimana nil!” kataku sambil menahan air matanya.

“gue ngerti perasaan lo pasti ancur pas gue tinggalin. Tapi gue terpaksa ninggalin lo, jgn marah sama gue. Gue minta maaf banget. Gue kesini bela-belain buat lo, gue cari tau dimana sekolah lo. Biar gue bisa bareng” lagi sama lo.”

“so?”

“skrng jjur sama gue, lo masih sayang kan sama gue?” tanya daniel berharap.

“ga! Gue udah ga sayang lagi sama lo!” jawabku sambil berlari keluar kelas sambil menangis.

“gue ga percaya kalau lo udah ga sayang lagi sama gue sam.” Daniel berkata lirih. Hatinya hancur , sakit. Merasa bersalah tlah menyakiti cinta pertamanya itu.

Flashback << 4 tahun yang lalu, di sekolah yang sama. Sam dan daniel menjalin pertemanan, hingga suatu hari daniel menyatakan cintanya pada sam, ia sangat menyayangi sam dan ingin menjaga sam. Dan sam pun menerimanya. Merka berdua sangat serasi, 7 bulan tlah berlalu. Hingga akhirnya daniel pergi entah kemana tak ada kabar sama sekali. Sam pun terpuruk, merasa cinta pertamanya tlah pergi jauh meninggalkan dia. Dia menjadi sangat pendiam dan tak ceria lagi seperti dulu. Setelah diberi tahu oleh teman” daniel, ternyata daniel pergi ke amrik ikut kedua orang tuanya. Sam hampir gila mendengar kabar itu, namun vita dan riki dengan setia mengihubur sam yang sedang terpuruk itu. Hingga sam bisa melupakan daniel. Tapi cinta dia untuk daniel belum bisa hilang.

*****
Aku hanya bisa menangis di bangku taman belakang sekolah, dia heran kenapa daniel bisa ada dihadapan dia. Padahal dulu ia sudah meningallkanku seenaknya. Vita yang meilhatku duduk sendiri di taman akhirnya menemuinya kembali.

“sam, kamu kenapa? Kok nangis? Grgr danielnya jahat ya? Nanti aku pukulin sampe babak belur deh.” Kata vita sambil bercanda. Berharap sam bisa tertawa kembali.

“gpp kok. Aku Cuma sedih aja, kenapa si kudanil itu seenaknya datang dan pergi dari hidup aku. Huahuahua” kataku sambil menangis.

“cup cup cup. Udah ah jangan nangis. Masa sam nangis sh ga lucu tau. Mungkin daniel balik lagi buat kamu, untuk minta maaf sama kamu. Kamu masih sayang sama dia ya ?”

“masih, aku masih sayangg sama dia. Tapi aku benci dia. Aku harus gimana dong vit?” tanyku.

“kamu ga harus gimana”, km hrs ngelupain rasa benci itu. Kamu gamau kan kehilangan daniel lagi?”

“aku ga mau.” Isakku.

“yasudah, km skrng hrs bisa buka hati kamu lagi untuk dia. Ok.”

“ok. Makasih ya vit udh ngasih solusi yang terbaik. Ntar ak traktir deh.” Jawabku sambil tersenyum.

“hahahasek di traktir lagi sama sam.” Kata vita sambiil tertawa.

*****
Di kelas..

“hai sam.” Sapa daniel untuk bisa bersatu lagi dengan cintanya yang dulu hilang itu.

“hai jg.” Jawab sam sambil tersenyum.

“km udah ga marah lagi sama aku ?”

“udh enggak. Lagian buat apa aku marah sama km, km ga salah kok. Hehe.”

“makasih ya sam, km udh percaya sama kata” aku. Tapi aku mau tanya sama km.”

“tanya aja.” Jawabku sambil memberesi bukunya.

“km masih sayang sama aku kan? Aku mau kita kayak dulu lg. Aku masih sayang sama km, aku cinta kamu sam.” Kata daniel sambil memegang tangan aku.

“engg engg gimana ya.” Bingung aku mau jawab apa. Hatiku menjawab mau, tapi gengsiku yang berbicara tidak.

“ayolah sam, aku pengen kita bisa kaya dulu lg.” Kata daniel sambil memohon.

Tidak tahan melihat muka polos yang sednag memohon untuk menjadi pacarku lagi, akhirnya aku pun menerima cintanya kembali. Daniel sangat senang, lalu ia langsung memeluk dan mencium keningku untukmelepaskan rasa rindu yang sudah lama mereka pendam.

Vita dan riki sangat senang aku dan daniel bisa kembali seperti dahulu. Melihat tawaku yang sudah kembali ceria lagi seperti dahulu. Walau tak ada mamapapa yang menyayangi dan memperhatikanku, namun sekarang ada daniel yang menyayangi dan memperhatikanu=ku. Dalam hati kecil ku, aku sangat ingin papa dan mama bisa menyayangiku kembali.

Hari” kulalui bersama daniel. Hingga 4 tahun usia pacaran mereka. Suatu hari daniel menyiapkan kejutan untukku disebuah taman. Sambil menutup mataku, dia menuntunku untuk kesebuah tempat, yaitu danau yang dulu sering kami kunjungi berdua. Daniel lalu berlutut didepanku dan berkata,
“will you marry me my princess?” sambil membuka kotak yang berisi cincin bermata berlian.
“i will my prince.” Kataku sambil memeluknya. Hingga akhirnya kami menjalani hidup bersama sampai ajal menjemput kami berdua.

THE END


Penulis : Juliani H.S
Age : 14 y.o
email : juliani_sweetygirl@yahoo.co.id
FB : juliani_sweetygirl@yahoo.co.id / julianii fuu
YM : juliani_sweetygirl@yahoo.co.id

sumber